Diego Yobel Panjaitan, seorang anak berusia 9 tahun dari Tanjung Buntung, tumbuh di keluarga sederhana bersama ayahnya, Sintong Panjaitan. Yobel adalah anak yang cerdas, tetapi dulu ia sering kali malas belajar. Nilainya banyak yang merah, dan ia kerap kesal jika ada teman yang mengganggu saat belajar. Bahkan, mengejek teman menjadi hal yang biasa baginya.
Sikap itu membuat Yobel semakin sulit untuk fokus dan berprestasi di sekolah. Namun, semuanya mulai berubah ketika ia mengikuti kelas pembinaan rohani di School of Life (SoL). Di tempat ini, Yobel mendengar firman Tuhan dan belajar melalui kurikulum bertema Aku dan Lingkungan. Ia mulai menyadari bahwa setiap perbuatannya membawa dampak, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain.
Di SoL, Yobel dibimbing oleh para tutor, termasuk Miss Lora, untuk berdoa dan meminta pertolongan Tuhan agar ia bisa menjadi anak yang lebih baik. Lambat laun, perubahan dalam diri Yobel mulai terlihat. Ia tidak lagi mudah marah kepada teman-temannya, bahkan kini ia dengan senang hati membantu menyiapkan meja, kursi, dan perlengkapan belajar sebelum kelas dimulai. Yobel juga suka menjemput teman-temannya dan mengingatkan mereka untuk datang ke kelas SoL.
Puji Tuhan, perubahan ini juga memengaruhi semangat belajarnya. Yobel kini lebih rajin belajar dan lebih fokus di kelas. Nilai-nilainya mulai meningkat, dan ia belajar untuk meminta maaf jika berbuat salah. Ia juga semakin menghormati orang tua dan guru-gurunya.
School of Life bukan hanya menjadi tempat belajar bagi Yobel, tetapi juga tempat di mana ia bertumbuh dalam iman dan karakter. Perubahan yang dialaminya adalah bukti bahwa setiap anak bisa memiliki masa depan yang lebih baik jika diberi kesempatan dan dibimbing dengan kasih.
© Copyright 2024
Obor Berkat