ObiAdmin

20 November 2023

No Comments

Terima kasih Telah Menolong Debora Mendapatkan Operasi Pertama untuk Bibir Sumbingnya

Debora Dake Winu, gadis kecil berusia 11 tahun berasal dari desa terpencil di Pulau Sabu ini terlahir dengan bibir sumbing sampai di langit-langit mulutnya. Selama 11 tahun ini Debora harus berjuang untuk bisa makan dan minum dengan baik bahkan hanya  untuk bisa berbicara dengan jelas. Belum lagi hinaan dari teman-teman di lingkungannya yang harus ia terima. Ia tak ingin terlahir seperti ini, tak akan ada satu anak pun yang mau. Ia tumbuh dari keluarga yang jauh dari kata berkecukupan dan tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup saat masih di kandungan dan inilah penyebab dari apa yang dia alami.

Orangtua Debora hanyalah petani gula yang harus menghidupi 7 anaknya. Upah yang mereka terima dari berkebun hanya 50-60 ribu per hari, tidak cukup untuk makan 9 orang di rumah mereka. Bahkan uang itu tidak selalu ada setiap harinya. Sehingga mau tak mau mereka makan hanya 1 kali sehari, itupun seringnya tanpa lauk, hanya nasi dan sayur. Terkadang Debora dan 8 saudaranya hanya sarapan nasi yang dijadikan bubur yang mereka masak sendiri. Namun mereka lebih sering hanya minum air gula sebagai sarapan mereka. Inilah yang menyebabkan Debora tumbuh dengan kondisi stunting. Namun, dengan segala keterbatasan dan olokan yang ia terima membuat Debora tumbuh menjadi anak yang lebih tabah dan kuat.

Ketabahannya inilah yang akhirnya membuka pintu menuju mujizat yang sangat dia impikan. Tim Kemanusiaan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI), datang memberikan bantuan pada Debora. Mereka membawa Debora ke Kota Kupang untuk menjalani pemeriksaan, operasinya sempat tertunda karena kondisi tubuh Debora yang masuk kategori kurang gizi. Melihat hal itu, OBI memberikan asupan makanan bergizi untuk Debora, agar berat badannya naik. Hingga akhirnya operasi pertamanya dapat dilaksanakan pada tanggal 11 November di RS St. Carolus Borromeus Kupang.

Setelah operasi, Debora menjalani serangkaian kontrol medis. 15 November 2023, dia melakukan kontrol pertama untuk memastikan bahwa luka jahitannya aman dan sudah kering. Saat itu, dokter juga mengajarkan Debora cara untuk membersihkan lukanya dengan baik dan benar. Kemudian, kontrol terakhir dilakukan pada Sabtu, 18 November,  untuk membuka  jahitannya. Namun, proses pemulihan tidaklah mudah. Debora mengalami kesulitan karena kondisi bibir atasnya yang bengkak dan hanya bisa mengonsumsi bubur dan nasi lembek, yang menyebabkan pencernaannya bermasalah dan tidak bisa BAB (Buang Air Besar) selama seminggu. Namun, dokter dengan sigap memberikan obat pencernaan yang baik untuk membantu proses pemulihan ini.

Operasi kedua untuk langit-langit mulutnyanya pun telah dijadwalkan oleh dokter yaitu enam bulan setelah operasi pertamanya. Dalam enam bulan ini, berat badan Debora harus bisa meningkat sehingga operasinya tidak perlu tertunda lagi. Meskipun masih ada ketidakpastian mengenai operasi giginya yang masih berantakan, Debora tetap merasa sangat bersyukur karena sudah menjalani operasi yang pertama dengan baik. Doakan agar luka bekas operasinya bisa segera kering dan Debora bisa segera kembali ke desanya di Pulau Sabu untuk melanjutkan sekolah dan kehidupannya bersama orang-orang yang dikasihinya.

Kisah perjuangan dan kesembuhan Debora semoga bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk tetap kuat dalam pengharapan dan percaya bahwa ada mujizat di balik setiap kesulitan. 

Mitra OBI, kesembuhan Debora adalah buah dari uluran tangan Anda. Terima kasih telah memberikan harapan dan masa depan baru bagi Debora. Mari terus berikan dukungan dan doa Anda untuk operasi keduanya, untuk pemulihan sempurna buat Debora, untuk ia bisa menunjukkan senyum baru yang ia punya dengan lebar.