Semakin mudah informasi diakses oleh semua kalangan masyarakat, semakin banyak pula masyarakat yang mulai peka terhadap kesehatan mental. Keadaan mood yang cepat berubah, tekanan yang didapatkan dan stress yang berlebih membuat mereka sibuk mencari perlarian.
Pernah dengar kalimat “makan coklat buat naikin mood”? Tapi apakah makan coklat beneran berkaitan dengan memperbaiki mood seseorang? Dan apakah hanya coklat saja yang bisa memperbaiki kesehatan mental seseorang?
Faktanya ternyata memang benar jika perut dan otak kita saling terhubung, hal ini dibenarkan oleh dr.Sepriani Tirmurtini Limbong MD.,M.Sc yang merupakan seorang dokter dan nutrition scientist.
Dilansir dari Jawaban.com mengatakan bahwa perut itu our second brain. Hal ini karena di dalam perut kita, khususnya sistem pencernaan memiliki banyak saraf. Dan salah satu saraf terpanjang di otak itu bernama saraf vegal itulah saraf yang tersambung ke perut.
Inilah sebabnya yang kita makan dan apa yang terjadi di perut kita mempengaruhi otak kita. Namun cara mempengaruhinya tidak terjadi secara langsung atau instant, seperti apa yang kita makan bisa mempengaruhi mood kita.
Contohnya, otak manusia mendapatkan energi untuk berpikir dari asupan yang kita makan sebab itu jika seseorang lapar bisa mempengaruhi kinerja otaknya. Jika anak-anak rewel atau nangis, biasanya orang tua akan memeriksa apakah anak tersebut sudah makan atau minum susu sebab bisa saja anak tersebut bereaksi seperti itu karena lapar.
Jangan jadikan hal ini menjadi patokan, karena untuk menyatakan hal itu fakta atau mitos tidak semudah itu. dr.Sepriana menyatakan bahwa prosesnya kompleks.
Mengelola Mood Melalui Makanan: Pentingnya Keseimbangan Nutrisi
Mood seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kelelahan, kurang tidur, masalah keluarga, dan kondisi kesehatan. Namun, tahukah Anda bahwa makanan yang kita konsumsi juga memainkan peran penting dalam mengatur emosi dan afeksi kita?
Beberapa makanan memiliki efek langsung pada suasana hati kita. Misalnya, alkohol dapat menenangkan jika dikonsumsi dalam jumlah sedikit, tetapi berlebihan dapat memicu stimulasi. Begitu pula dengan makanan manis seperti coklat. Satu batang coklat dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan, terutama saat tubuh kita mengalami stres. Namun, jika dikonsumsi berlebihan, dampaknya bisa merusak mood dan perasaan kita, mirip dengan efek alkohol.
Selain itu, junk food atau makanan cepat saji juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Kandungan lemak jenuh yang tinggi dalam junk food tidak hanya merugikan fisik kita, tetapi juga memengaruhi suasana hati. Oleh karena itu, penting untuk memilih makanan dengan bijaksana.
Bagi mereka yang sedang sedih atau berduka, pola makan yang sehat dan seimbang sangat penting. Berikut adalah beberapa panduan untuk memilih makanan yang baik bagi kesehatan mental :
Mengelola Mood Melalui Makanan: Kacang-Kacangan dan Kesehatan Mental
Kacang-kacangan atau legume, seperti kacang merah, kacang hijau, edamame, kacang tanah, dan ubi, telah banyak diteliti dan terbukti berdampak positif pada mood dan kesehatan mental kita. Mengapa? Mari kita bahas lebih lanjut.
Bagi mereka yang sedang berduka atau kehilangan orang yang dicintai, selain meditasi atau berdoa, penting juga untuk memperhatikan pola makan. Mengapa? Karena makanan yang sehat dapat memicu produksi neurotransmitter yang baik, seperti dopamin. Dopamin membantu kita merasa nyaman dan tenang, sehingga proses berduka dapat dilalui dengan lebih lancar.
Sebaliknya, mengonsumsi alkohol atau makanan tidak sehat dapat memperburuk suasana hati dan mempengaruhi kesejahteraan mental. Oleh karena itu, mari pilih makanan dengan bijaksana dan berikan tubuh kita nutrisi yang baik untuk kesehatan fisik dan mental kita.
Ingatlah bahwa kesehatan mental dan fisik saling terkait. Meskipun mungkin sulit saat sedang tidak mood, usahakan untuk menyertakan makanan sehat dalam piring Anda. Dengan memperhatikan pola makan yang baik, kita dapat mengelola mood dengan lebih baik dan merasa lebih baik secara keseluruhan.
© Copyright 2024
Obor Berkat