Kondisi Ekonomi Membuat Mereka Berjuang di Usia Senja

Kondisi Ekonomi Membuat Mereka Berjuang di Usia Senja

Kondisi ekonomi jadi permasalahan masyarakat yang tidak ada habisnya. Masih banyak yang berjuang memenuhi kebutuhan keluarga mereka di usia senja. Seperti 2 keluarga ini yang tak kenal lelah dalam menghadapi perekonomian keluarga yang semakin sulit.

Kondisi Ekonomi Ibu Rieta

Ibu Rieta, seorang ibu tunggal berusia 71 tahun, masih gigih berjuang demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Tinggal bersama anak bungsunya di Ungaran, Jawa Tengah, Ibu Rieta menghabiskan hari-harinya membuat kue-kue seperti risoles frozen, kue sus, dan lemper ayam.

Meski sudah lanjut usia, semangatnya tak pernah pudar. Dengan bantuan anaknya, setiap hari ia membuat kue untuk dijual di depan rumah, dekat sekolah. Ia juga memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan WhatsApp untuk mempromosikan dagangannya. Hasil penjualannya sekitar Rp 1.400.000 per bulan, namun hampir seluruh pendapatan itu habis untuk kebutuhan hidup seperti membayar tagihan dan membeli modal kue.

Namun, perjuangan Ibu Rieta tak berhenti di situ. Etalase kaca yang digunakan untuk memajang kue-kue dagangannya sudah rusak. Kondisi ini membatasi kemampuan Ibu Rieta untuk menarik lebih banyak pembeli, meski kualitas kue buatannya diakui banyak orang.

Kondisi etalase kue Ibu Rieta

Dengan semangat yang tak pernah padam, ia berharap bisa mendapatkan etalase baru dan meningkatkan penghasilannya agar dapat menjalani hari tua dengan lebih baik. Obor Berkat Indonesia (OBI) berencana untuk membantu Ibu Rieta dengan memberikan gerobak, etalase baru, mesin vacuum sealer, dan peralatan untuk membuat kue dagangan. Dengan harapan usahanya bisa semakin berkembang.

Harapan Bapak Petrus untuk Usahanya

Selanjutnya, Bapak Petrus, 58 tahun, dari daerah yang sama, sedang berjuang dengan usaha Bandeng Presto yang ia kelola bersama keluarganya. Setelah berhenti bekerja sebagai buruh bangunan karena kesehatan yang menurun, Bapak Petrus memilih berwirausaha.

Setiap minggu, ia memproduksi sekitar 5 kilogram bandeng presto, yang menjadi satu-satunya sumber penghasilan keluarganya. Bapak Petrus mendapatkan penghasilan sebesar Rp 500.000 per minggu dari menjual Bandeng presto melalui para pengecer. Oleh karena itu, Bapak Petrus tidak menjual langsung kepada konsumen akhir, melainkan melalui para pemasok yang kemudian menjual kepada konsumen.

Dia telah mencoba menjual barang secara online dan memasarkan produknya, tetapi modal dan peralatannya yang terbatas membuatnya kesulitan untuk mengembangkan usahanya. Selama ini usaha Bandeng Presto miliknya masih mengandalkan peralatan rumah tangga biasa untuk produksi. Sementara itu hasil dari penjualannya sebagian besar habis untuk menghidupi istri, satu anak dan satu cucunya yang tinggal bersamanya.

alat presto milik bapak Petrus

Menurut Bapak Petrus, bisnis ini sangat menjanjikan karena mereka selalu berhasil menjual habis stok dan memenuhi pesanan dari para pemasok. Bapak Petrus berharap bisa lebih mengembangkan usahanya, termasuk meningkatkan keterampilannya dalam mengelola produksi Bandeng presto.

OBI juga berencana membantu Bapak Petrus dengan memberikan peralatan produksi yang lebih baik, bahan baku berkualitas, serta dukungan pemasaran digital. Dengan bantuan ini, usaha Bapak Petrus diharapkan dapat berkembang, meningkatkan penghasilan keluarganya, dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka.

Perjuangan Ibu Rieta dan Bapak Petrus adalah contoh ketangguhan di usia senja. Kami mengajak Anda untuk bekerja sama dengan OBI demi meringankan beban yang mereka rasakan selama ini.

Share berita baik ini yuk!