Komunitas Petani Tomat di Dairi Bertahan di Tengah Masa Kemarau dan Berhasil Mengembangkan Modal Usaha OBI

NEWSLETTER/OKTOBER 2024

Komunitas Petani Tomat di Dairi Bertahan di Tengah Masa Kemarau dan Berhasil Mengembangkan Modal Usaha OBI

Komunitas Petani Tomat di Dairi Bertahan di Tengah Masa Kemarau dan Berhasil Mengembangkan Modal Usaha OBI

Pada bulan Maret 2023 lalu, OBI kembali memberikan modal usaha gratis kepada keluarga pra-sejahtera yang berada di Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. 

Kami memilih tiga keluarga Petani tomat dengan meberikan modal total sebanyak Rp 9.000.000,-. Modal usaha yang diberikan ini berupa benih tomat dan peralatan pertanian yang sangat dibutuhkan. Ketiga keluarga ini membentuk tim dan berkomitmen untuk bekerja keras dan memastikan bahwa proyek ini akan memberikan hasil yang optimal. 

Tanaman tomat yang mereka tanam mulai tumbuh dengan baik, bahkan meskipun musim kemarau sedang berlangsung. Perawatan yang mereka berikan kepada tanaman tersebut membuahkan hasil yang positif. Tanaman tomat menunjukkan dedaunan yang sehat dan membentuk batang serta cabang yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman tersebut beradaptasi dengan baik dengan lingkungan dan mendapatkan perawatan yang memadai. 

Tantangan terbesar yang dihadapi saat mengerjakan proyek ini adalah kelangkaan air akibat musim kemarau yang panjang. Hujan yang minim membuat tanaman harus mencari sumber air alternatif, yaitu sungai terdekat. Meskipun pasokan air dari sungai tidak cukup memadai, langkah ini membantu memberikan sedikit kelembaban yang sangat dibutuhkan oleh tanaman tersebut. 

Ketiga keluarga ini sangat peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan keluarga mereka. Mereka terus berdoa agar semua keluarga yang mereka cintai tetap sehat, menyadari bahwa kesehatan keluarga adalah kunci untuk menjaga semangat dan dedikasi anggota tim. 

Mereka juga sangat berharap agar curah hujan segera datang untuk mempercepat pertumbuhan tanaman tomat. Curah hujan akan memberikan hidrasi dan nutrisi yang sangat diperlukan, meningkatkan kekuatan dan ketahanan tanaman tiomat. 

Setelah melakukan perawatan dan pemupukan yang cermat, tiba saatnya untuk panen pertama. Hasilnya sangat memuaskan, dengan total berat tomat yang dipanen sebanyak 156 kg. Dengan harga jual Rp 6.500 per kg, mereka berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp 1.014.000. 

Panen berikutnya juga menghasilkan hasil yang sangat baik. Dalam panen kedua, mereka berhasil mendapatkan 554 kg tomat dengan harga jual Rp 8.500 per kg. Setelah mengurangi biaya-biaya seperti pembelian keranjang, koran, biaya transportasi, jasa penimbangan, dan jasa kurir, laba bersih yang diperoleh adalah Rp 4.343.000. 

Panen ketiga menghasilkan 460 kg tomat dengan harga jual yang sama, yaitu Rp 8.500 per kg. Setelah mengurangi biaya pembayaran upah buruh, mereka berhasil mendapatkan laba bersih sebesar Rp 3.710.000. 

Panen berikutnya juga berhasil, dengan total berat 470 kg tomat. Sebagian besar dijual dengan harga Rp 9.800 per kg, dan sisanya dengan harga Rp 10.000 per kg. Dengan mengurangkan biaya transportasi, pembelian keranjang, dan upah buruh, mereka berhasil mendapatkan laba bersih sebesar Rp 4.271.200. 

Pada panen kelima, hasilnya sangat memuaskan dengan total berat 1.042 kg tomat. Dengan harga jual yang masih terjaga, yaitu Rp 9.500 per kg, mereka berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp 8.864.500 setelah mengurangi biaya-biaya. 

Pada panen terakhir, meskipun tanaman tomat mulai menua dan hasilnya tidak sebanyak sebelumnya, mereka masih berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp 12.542.000 dengan berat 1.300 kg. Setelah mengurangkan biaya keranjang dan biaya tenaga kerja memanen, laba bersih yang diperoleh adalah Rp 12.042.000. 

Keberhasilan pertanian ini adalah bukti dari kerja keras dan dedikasi ketiga keluarga tersebut. Mereka menghadapi tantangan musim kemarau dengan tekad yang kuat dan menjalani perawatan yang cermat terhadap tanaman tomat mereka. Hasilnya adalah sebuah cerita keberhasilan yang membanggakan, yang juga menginspirasi kita semua untuk tetap berusaha dalam menghadapi tantangan.

Komunitas Petani Tomat di Dairi Bertahan di Tengah Masa Kemarau dan Berhasil Mengembangkan Modal Usaha OBI

Pada bulan Maret 2023 lalu, OBI kembali memberikan modal usaha gratis kepada keluarga pra-sejahtera yang berada di Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Kami memilih tiga keluarga petani tomat dengan memberikan modal total sebanyak Rp 9.000.000,-. Modal usaha yang diberikan ini berupa benih tomat dan peralatan pertanian yang sangat dibutuhkan. Ketiga keluarga ini membentuk tim dan berkomitmen untuk bekerja keras dan memastikan bahwa proyek ini akan memberikan hasil yang optimal.

Tanaman tomat yang mereka tanam mulai tumbuh dengan baik, bahkan meskipun musim kemarau sedang berlangsung. Perawatan yang mereka berikan kepada tanaman tersebut membuahkan hasil yang positif. Tanaman tomat menunjukkan dedaunan yang sehat dan membentuk batang serta cabang yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman tersebut beradaptasi dengan baik dengan lingkungan dan mendapatkan perawatan yang memadai.

Tantangan terbesar yang dihadapi saat mengerjakan proyek ini adalah kelangkaan air akibat musim kemarau yang panjang. Hujan yang minim membuat tanaman harus mencari sumber air alternatif, yaitu sungai terdekat. Meskipun pasokan air dari sungai tidak cukup memadai, langkah ini membantu memberikan sedikit kelembaban yang sangat dibutuhkan oleh tanaman tersebut.

Ketiga keluarga ini sangat peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan keluarga mereka. Mereka terus berdoa agar semua keluarga yang mereka cintai tetap sehat, menyadari bahwa kesehatan keluarga adalah kunci untuk menjaga semangat dan dedikasi anggota tim.

Mereka juga sangat berharap agar curah hujan segera datang untuk mempercepat pertumbuhan tanaman tomat. Curah hujan akan memberikan hidrasi dan nutrisi yang sangat diperlukan, meningkatkan kekuatan dan ketahanan tanaman tiomat.

Setelah melakukan perawatan dan pemupukan yang cermat, tiba saatnya untuk panen pertama. Hasilnya sangat memuaskan, dengan total berat tomat yang dipanen sebanyak 156 kg. Dengan harga jual Rp 6.500 per kg, mereka berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp 1.014.000.

Panen berikutnya juga menghasilkan hasil yang sangat baik. Dalam panen kedua, mereka berhasil mendapatkan 554 kg tomat dengan harga jual Rp 8.500 per kg. Setelah mengurangi biaya-biaya seperti pembelian keranjang, koran, biaya transportasi, jasa penimbangan, dan jasa kurir, laba bersih yang diperoleh adalah Rp 4.343.000.

Panen ketiga menghasilkan 460 kg tomat dengan harga jual yang sama, yaitu Rp 8.500 per kg. Setelah mengurangi biaya pembayaran upah buruh, mereka berhasil mendapatkan laba bersih sebesar Rp 3.710.000.

Panen berikutnya juga berhasil, dengan total berat 470 kg tomat. Sebagian besar dijual dengan harga Rp 9.800 per kg, dan sisanya dengan harga Rp 10.000 per kg. Dengan mengurangkan biaya transportasi, pembelian keranjang, dan upah buruh, mereka berhasil mendapatkan laba bersih sebesar Rp 4.271.200.

Pada panen kelima, hasilnya sangat memuaskan dengan total berat 1.042 kg tomat. Dengan harga jual yang masih terjaga, yaitu Rp 9.500 per kg, mereka berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp 8.864.500 setelah mengurangi biaya-biaya.

Pada panen terakhir, meskipun tanaman tomat mulai menua dan hasilnya tidak sebanyak sebelumnya, mereka masih berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp 12.542.000 dengan berat 1.300 kg. Setelah mengurangkan biaya keranjang dan biaya tenaga kerja memanen, laba bersih yang diperoleh adalah Rp 12.042.000.

Keberhasilan pertanian ini adalah bukti dari kerja keras dan dedikasi ketiga keluarga tersebut. Mereka menghadapi tantangan musim kemarau dengan tekad yang kuat dan menjalani perawatan yang cermat terhadap tanaman tomat mereka. Hasilnya adalah sebuah cerita keberhasilan yang membanggakan, yang juga menginspirasi kita semua untuk tetap berusaha dalam menghadapi tantangan.