Kekurangan Perhatian, Mita Bertumbuh Menjadi Anak yang Tidak Mandiri

Kekurangan Perhatian, Mita Bertumbuh Menjadi Anak yang Tidak Mandiri

“Ketika pertama kali tinggal bersama saya, anak ini mengalami keterlambatan dalam berbagai aspek, terutama dalam keterampilan motorik dan kemandirian,” Ungkap Ms. Ella, tante Mita.

Mita, seorang anak kecil berusia 4 tahun yang saat ini sedang bersekolah di PAUD OBI Tanah Merah. Saat ini, Mita tinggal bersama tantenya karena setahun setelah ia dan keluarganya pindah ke Jakarta, ibunya pergi meninggalkannya.

Selama tinggal bersama ibunya, Mita kurang mendapatkan perhatian khusus. Sehingga kemampuan motoriknya tidak berkembang dengan baik. “Ia tidak bisa minum menggunakan gelas dan hanya bisa minum dengan sendok hingga hampir berusia tiga tahun. Bahkan, ketika dipaksa menggunakan gelas, ia kesulitan menelan dan sering tersedak,” cerita tantenya Mita.

Selain itu, Mita selalu disuapi saat makan, jadi sejak ibunya pergi, ia kesulitan untuk makan sendiri. Bahkan tidak menyentuh makanannya jika tidak disuapi, akibatnya berat badannya sulit naik dan perkembangannya terhambat (7 Kg saat usianya 3 tahun). Tantenya mengungkapkan bahwa Mita sangat manja dan kurang mendapat perhatian, sehingga membutuhkan pendekatan khusus agar terbiasa lebih mandiri.

Setelah enam bulan bersekolah di PAUD, perkembangan Mita semakin terlihat. Ia sudah mulai bisa makan sendiri, minum menggunakan gelas, serta memegang alat tulis dengan lebih baik. Bahkan ia menunjukkan kemapuan yang lebih cepat meningkat dibanding teman-temannya dalam memahami pelajaran.

Perubahan ini terlihat ketika Mita mengikuti pembelajaran dari kurikulum Super5. Ia dibimbing melalui berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan keterampilan motoriknya. Melalui permainan seperti menyusun puzzle, membuat mozaik, dan bermain lego, Mita mulai menunjukkan perkembangan pesat. Selain itu, konsep pembiasaan dalam kelas—seperti mengucapkan “minta tolong,” “permisi,” dan “minta maaf”—membantu Mita lebih berani berinteraksi dengan lingkungannya.

Selain itu, Mita juga sudah mampu menggunakan toilet secara mandiri. Di sekolah dan di rumah para guru dan tantenya dengan sabar mengajarkan cara menggunakan toilet dan mencuci tangan dengan benar. Bagi anak seusianya yang baru berusia empat tahun, ini merupakan pencapaian yang luar biasa.

Awalnya Mita juga sulit bergaul dengan teman-temannya dan sangat bergantung pada tantenya yang merupakan seorang guru PAUD OBI Super 5. Ia selalu ketakutan saat tantenya jauh dari pandangan Mita. Hal ini diduga sebagai dampak dari trauma karena ditinggalkan oleh ibunya. Namun, seiring waktu, Mita mulai memahami perbedaan antara ibu guru di sekolah dan wali di rumah. Kini, ia lebih mudah bersosialisasi dan sudah memiliki banyak teman di sekolah.

Perhatian dan kasih sayang dari orang terdekat sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak, terutama saat menghadapi trauma. Dengan dukungan yang tepat, anak bisa belajar mandiri dan berkembang lebih baik, meskipun awalnya mengalami keterlambatan. Kesabaran dan pendekatan yang penuh cinta akan membantu anak melewati masa sulit dan menemukan kepercayaan diri mereka.

Ratusan anak usia dini di daerah pelosok Indonesia telah kami layani melalui Kurikulum Super5. Mari bergabung bersama kami untuk melayani anak-anak di daerah  Terdepan, Terluar dan Tertinggal lewat pendidikan dan jadilah berkat bagi mereka!

Share berita baik ini yuk!