Kasus Cacar Monyet Bertambah, Kemenkes Berikan 500 Vaksin

Kementerian kesehatan (Kemenkes) akan memberikan vaksin cacar monyet atau monkeypox kepada 500 orang kelompok yang berisiko tinggi terpapar virus tersebut.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan vaksinasi dimulai pada hari ini. Vaksinasi ditargetkan selesai dalam lima hari ke depan.

“Untuk imunisasi karena jumlah terbatas hanya untuk 500 orang, maka pemberian untuk kelompok yang sangat berisiko tinggi saja,” kata Ngabila dalam keterangannya, Senin (23/10).

Ngabila menjelaskan kelompok dengan risiko tinggi itu yakni lelaki seks dengan lelaki (LSL), ibu hamil, ibu menyusui, anak, dan orang lanjut usia.

“Diberikan satu orang dua dosis, selang empat minggu. Karena saat ini stok vaksin monkeypox di Indonesia ada 1000 dosis atau untuk 500 orang,” ucapnya.

Penyebab Cacar Monyet 

Penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam keluarga virus Orthopoxvirus. Virus ini pertama kali menyebar dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan seperti tupai, monyet, atau tikus yang telah terinfeksi virus monkeypox.

Dilansir dari halodoc.com, gejala awal yang dirasakan ketika terpapar virus cacar monyet adalah sebagai berikut :

1. Demam yang merupakan gejala umum yang muncul di awal terpapar.

2. Sakit Kepala

3. Nyeri Otot

4. Nyeri Punggung

5. Kelelahan

6. Menggigil

7. Pembekakan kelenjar getah bening.

Gejala ini hampir serupa dengan cacar air dan biasanya akan muncul setelah 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus. Kemudian setelah 1 hingga 3 hari merasakan gejala awal, penderita cacar monyet akan mengalami ruam dan akan muncul di beberapa bagian tubuh. Biasanya akan muncul di area wajah, tangan, kaki, mulut, sekitar genital hingga mata. Gejala ini akan dialami selama 2 hingga 4 minggu dan biasanya akan membaik dengan sendirinya.

Secepatnya konsultasikan kondisi Anda dengan seorang dokter apabila mengalami gejala cacar air, yang ditandai dengan munculnya bintil berisi cairan, terutama ketika:

  1. Bintil berisi cairan berubah menjadi nanah.
  2. Terdapat kontak dengan hewan seperti monyet atau tupai.
  3. Baru-baru ini melakukan perjalanan ke negara yang memiliki banyak kasus cacar monyet.

Bagaimana Mencegah Penularan Cacar Monyet 

Dilansir dari alodokter.com 

Berikut pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari tertular cacar monyet :

  1. Menghindari interaksi langsung dengan hewan primata dan hewan pengerat seperti monyet, tupai, atau individu yang sedang terinfeksi.
  2. Melakukan pencucian tangan yang rutin dengan air dan sabun atau menggunakan hand sanitizer, terutama sebelum memasak, menyiapkan makanan, makan, menyentuh hidung atau mata, dan saat merawat luka.
  3.  Menjauhi praktek berbagi peralatan makan dengan orang lain, serta menghindari penggunaan barang-barang yang sama dengan individu yang sedang menderita cacar monyet.
  4. Hindari kontak dengan hewan liar dan hindari mengonsumsi daging dari hewan-hewan tersebut.
  5. Pastikan bahwa bahan makanan, terutama daging, dimasak hingga matang.
  6. Untuk mencegah penularan cacar monyet, vaksinasi smallpox dapat diberikan oleh tenaga medis, terutama kepada mereka yang merawat pasien dengan cacar monyet. 

 

UPDATED!

Sebelumnya, Dinkes DKI Jakarta mengonfirmasi penambahan jumlah kasus cacar monyet di Jakarta. Dengan penambahan itu, total kasus yang ditemukan sejak 2022 hingga 2 November 2023 ada 30 kasus . DKI Jakarta menjadi jumlah kasus terbanyak di Indonesia dengan 25 kasus, kemudian sisahnya meluas keluar daerah ibukota. 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan semua penderita tersebut merupakan laki-laki yang tertular melalui kontak seksual. 

 

Sumber : https://www.alodokter.com/cacar-monyet#Penyebab Cacar Monyet

Share berita baik ini yuk!