Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat penting bagi seorang anak karena merupakan fondasi awal yang krusial dalam perkembangan mereka. Sebab pada usia dini, otak seorang anak berkembang sangat pesat. Di era yang terus berkembang, dibutuhkan pendekatan inovasi pendidikan yang menyeluruh. Inilah mengapa Kurikulum PAUD Super 5 hadir sebagai solusi cerdas untuk mempersiapkan generasi masa depan yang unggul.
PAUD Super 5 merupakan program Pengembangan Anak Usia Dini (0-6 tahun) yang holistic, integrative dan kontekstual, guna memastikan tumbuh kembang anak berlangsung sesuai dengan tahapan dalam semua aspek kehidupannya (spiritual, fisik-motorik, intelektual, bahasa, seni dan sosial-emosional). Program SUPER 5 dikembangkan untuk membantu komunitas lokal dalam menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat sebagai landasan perilaku anak.
Kurikulum PAUD Super 5 mengajak anak usia dini belajar untuk berperan secara aktif dalam berbagai kegiatan, salah satunya adalah “Garden for Every School”. Kegiatan yang disupport oleh Obor Berkat Indonesia ini menggabungkan kegiatan berkebun dengan pendidikan holistik yang inovatif. Sehingga setiap anak tidak hanya tahu menanam sayur dan mengenal pertumbuhan sayur, akan tetapi juga dapat merasakan gizi dari sayur yang mereka tanam sendiri.
Keunikan Kurikulum PAUD Super5
Dimulai dari tahun 2021, kini kurikulum PAUD Super 5 telah hadir di 300+ PAUD/TK yang tersebar di 9 wilayah Indonesia, yaitu di daerah Nias, daerah Sumatera Utara, Kepulauan Riau & Sumbar, Jabodetabek-Jabar, Jawa tengah, Jawa timur, Sulawesi & Bali, NTT dan Papua. Dan sedang membimbing 8725 anak (data Super 5 per Februari 2025).
Salah satu anak yang masih dibimbing di PAUD Super 5 adalah Anastasya (5 tahun). Ia tumbuh dalam keluarga yang tidak utuh dan tinggal bersama kakek serta neneknya yang sibuk bekerja. Karena kurang mendapat perhatian, Tasya lebih banyak meniru abangnya, termasuk cara berpakaian dan berperilaku seperti anak laki-laki.
Saat pertama kali masuk sekolah, guru-guru terkejut melihat sikapnya yang tomboy dan kurang tertib. Namun, melalui pembelajaran Aku Sayang Diriku, Tasya mulai memahami identitasnya sebagai perempuan. Dengan bimbingan guru, ia belajar berdandan, bersikap anggun, dan lebih sopan. Kini, Tasya datang ke sekolah dengan penampilan rapi dan percaya diri, membanggakan kakek dan neneknya.
© Copyright 2024
Obor Berkat