Hidup di desa sering kali identik dengan kesederhanaan, tetapi bagi Sarya Rosmariani, seorang ibu rumah tangga di Desa Simodong, sederhana bukan berarti mudah. Bersama suaminya, Bapak Sihotang, ia harus menghidupi empat anak, ibunya, serta adik laki-laki yang tinggal satu rumah. Beban tanggung jawab ini terasa berat, terlebih karena penghasilan mereka sangat terbatas.
Suaminya bekerja sebagai buruh tani. Di mana pekerjaannya tidak selalu tersedia, kadang ada panggilan kerja, kadang tidak. Saat ada upah, bisa untuk makan dan biaya sekolah. Namun ketika sepi pekerjaan, keluarga ini harus mencari cara lain. Salah satunya dengan mengumpulkan pelepah sawit, membuat sapu lidi, lalu menjualnya. Uang dari hasil sapu lidi itu dipakai untuk membeli beras dan lauk sederhana. “Makan seadanya pun sudah kami syukuri,” ujar Sarya.
Sebagai seorang ibu, hatinya sering gundah. Saat sekolah anak-anak butuh uang, sementara dompet kosong, ia tak jarang berutang pada pemilik lahan dengan janji membayar lewat kerja di sawah. Dalam hati kecilnya, Sarya menyimpan kerinduan: suatu hari bisa memiliki modal sendiri untuk bertani, agar tidak selamanya bergantung pada juragan.
Harapan itu ia bawa dalam doa. Ia teringat firman Tuhan: “Mintalah kepada Tuhan, sebab Dia sanggup melakukan mujizat.” Sarya pun berdoa sungguh-sungguh. Tak disangka, jawabannya datang lewat pengurus gereja GBI Simodong yang memperkenalkannya pada program bantuan dari Obor Berkat Indonesia. Ia menerima bibit padi, pupuk, dan racun hama untuk mengelola lahan seluas enam rante.
Dengan semangat baru, keluarga ini mulai menanam padi. Hasil pertama mereka sungguh luar biasa. Panen di bulan Agustus menghasilkan 1.700 kilogram padi. Sebanyak 1.200 kilogram dijual dengan harga Rp6.800 per kilo total sekitar Rp8,1 juta. Sisa 500 kilogram disimpan untuk kebutuhan makan sehari-hari. Dari hasil penjualan, mereka bisa membayar uang sekolah anak-anak dan menyisihkan modal untuk musim tanam berikutnya.
Kisah Ibu Sarya menjadi bukti nyata bagaimana doa, kerja keras, dan kesempatan bisa mengubah keadaan. Dari membuat sapu lidi demi sesuap nasi, kini ia bisa tersenyum melihat padi hasil tanamannya sendiri.
© Copyright 2024
Obor Berkat