Dari Menolak Doa Menjadi Rajin Berdoa: Perubahan Hidup Miracle di School of Life

Yedida Euginia Miracle Jarsty, atau akrab dipanggil Miracle, adalah seorang anak tunggal berusia 5 tahun. Layaknya anak seusianya, Miracle penuh energi dan keingintahuan. Namun, ada satu hal yang menjadi tantangan besar bagi orang tuanya: ia selalu menolak untuk berdoa.

Setiap kali diajak berdoa bersama, Miracle akan menolak, bahkan sering lari menjauh. Saat makan pun, ia langsung menyantap hidangan tanpa mau berdoa meskipun sudah diingatkan sang mama. Kebiasaan ini membuat orang tuanya khawatir, sebab mereka berharap Miracle tumbuh dengan dasar iman yang kuat sejak kecil.

Perubahan mulai terjadi pada bulan Desember, ketika Miracle mengikuti kelas pengembangan karakter di School of Life (SOL) Omah Bocah. Tema kelas saat itu adalah Siapakah Allah. Para mentor menjelaskan dengan cara sederhana bahwa Tuhan Yesus adalah Allah yang penuh kasih, rela berkorban, dan menciptakan semua yang ada.

Anak-anak juga diajak untuk menyadari hal-hal sederhana yang patut disyukuri setiap hari bisa bangun tidur, bernafas, tubuh yang sehat, dapat melihat, dan bisa berbicara. Lebih dari itu, mereka diajak mempraktekkan doa syukur dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.

Pelajaran tersebut menyentuh hati Miracle. Perlahan, ia mulai berani berdoa bersama orang tuanya. Bahkan kini, setiap bangun pagi, Miracle sendirilah yang mengingatkan mamanya untuk berdoa dulu. Dengan mata terpejam, ia mengikuti doa yang dipimpin mamanya dengan penuh kesungguhan.

Perubahan ini membuat orang tuanya bersyukur. Mereka melihat bagaimana melalui pendekatan yang tepat, anak mereka mulai mengenal Tuhan dengan cara yang sederhana, sesuai usianya.

Kisah Miracle menjadi bukti bahwa pendidikan karakter berbasis iman yang dilakukan dengan penuh kasih dapat membawa dampak nyata dalam kehidupan seorang anak. Dari yang awalnya menolak doa, kini ia rajin berdoa dan belajar untuk bersyukur setiap hari.

Melalui School of Life Omah Bocah, Miracle tidak hanya belajar mengenal Tuhan, tetapi juga belajar mempraktekkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah awal yang indah bagi perjalanan rohaninya.

Share berita baik ini yuk!