Bullying pada anak masih menjadi masalah serius yang sering diabaikan. Dampaknya tidak hanya melukai secara fisik, tetapi juga mental dan emosional anak. Hal inilah yang dialami oleh Christian Alvaro, seorang siswa kelas 5 dari Semarang.
Alvaro, anak tunggal dari keluarga sederhana, sering menjadi korban bullying di sekolah. Teman-temannya mengejek penampilannya, bahkan memberi julukan yang menyakitkan ketika ia baru saja potong rambut. Rasa kesal itu dipendamnya hingga pulang ke rumah. Karena tidak mampu melawan, Alvaro pernah melampiaskan amarah dengan membenturkan dirinya ke tembok. Tentu saja hal ini membuat orang tuanya sangat khawatir.
Perubahan mulai terjadi ketika Alvaro mengikuti Kelas Karakter School of Life (SOL) Rejosari. Dalam salah satu materi yang membahas tentang bullying, tutor mengajarkan cara menghadapi ejekan teman dengan lebih sehat. Alvaro belajar untuk mengendalikan emosinya, menarik napas dalam-dalam, dan memilih untuk memaafkan orang-orang yang membully dirinya. Tidak hanya itu, ia juga mulai berdoa bagi teman-temannya.
Ibunya, Yennie, melihat perubahan nyata. “Sekarang Alvaro tidak lagi melampiaskan marah di rumah. Dia bisa mengendalikan emosinya dengan lebih baik,” ungkapnya.
Kisah Alvaro menunjukkan bahwa bullying pada anak bisa diatasi dengan pendekatan yang tepat. Dukungan orang tua, bimbingan karakter, dan lingkungan belajar yang sehat membantu anak menemukan cara positif untuk merespons ejekan. Kini, Alvaro tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, tidak lagi terjebak dalam amarah, tetapi mampu mengubah pengalaman buruk menjadi pelajaran berharga.
Dengan bimbingan yang tepat, setiap anak bisa bangkit dari pengalaman bullying dan menemukan kekuatan untuk berubah.
© Copyright 2024
Obor Berkat