Dari Trauma Menuju Harapan: Kisah Perubahan Hidup Jilham di School of Life

Jilham Wijaya, seorang anak berusia 7 tahun dari Bugen, Kota Semarang, pernah mengalami masa kecil yang penuh luka. Putra pertama dari Ibu Rita Setyaningsih ini harus menghadapi trauma mendalam sejak usia 4 tahun akibat pengalaman buruk di sekolah.

Ketika baru masuk TK, Jilham sering menjadi korban bullying. Ia dihina dengan sebutan bodoh dan bisu, bahkan mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya. Puncak dari semua itu terjadi ketika ia sengaja dikunci di kamar mandi sekolah hingga jam pulang. Saat ibunya menjemput, Jilham ditemukan dalam keadaan ketakutan.

Sejak kejadian itu, Jilham menolak sekolah. Selama hampir tiga tahun ia menutup diri, sulit berbicara, bahkan tidak mau keluar rumah. Anak-anak di lingkungannya menjauh, dan satu-satunya teman setia hanyalah seekor kucing hitam peliharaannya. Kepada kucing itulah ia mencurahkan kesedihan, kemarahan, dan rasa kecewanya.

Awal tahun 2025 menjadi titik balik penting. Orang tuanya mengantarkan Jilham ke School of Life (SOL) Elroy. Meski awalnya penuh keraguan, perlahan Jilham mulai mau mengikuti kegiatan belajar. Ia belajar membaca, menulis, berhitung, sekaligus mendapatkan pendidikan karakter melalui Kurikulum SOL.

Di SOL, Jilham menemukan lingkungan baru yang penuh kasih. Dari anak yang tidak mau berbicara, kini ia berani berinteraksi. Dari anak yang tidak pernah tertawa, kini ia bisa tersenyum dan bermain bersama teman-teman.

Salah satu pengalaman yang mengubah hidupnya adalah ketika belajar tentang berbicara dengan Tuhan. Guru mengajarkan bahwa doa adalah cara berbicara langsung kepada Allah. Sejak itu, Jilham berhenti bercerita kepada kucingnya dan mulai berdoa. Dengan polos ia berkata: “Sekarang aku cerita sama Allah, bukan sama kucing lagi.”

Kini semangat belajar Jilham sangat besar. Setiap hari ia selalu datang lebih awal ke SOL, bahkan satu jam sebelum kegiatan dimulai. Ia merasa diterima apa adanya, tanpa bully dan tanpa penolakan. Sang ibu pun bersyukur melihat perubahan luar biasa: dari anak yang penuh ketakutan, menjadi anak yang berani, ceria, dan percaya diri.

Kisah Jilham menunjukkan bagaimana kasih dan penerimaan mampu memulihkan luka batin seorang anak. Perubahan hidup Jilham di School of Life menjadi bukti nyata bahwa setiap anak berhak memiliki kesempatan baru untuk bertumbuh dalam kasih dan meraih masa depan yang penuh harapan.

Share berita baik ini yuk!