Bukan Nakal, Jivin Hanya Butuh Dibimbing

Dari luar, Jivin anak 11 tahun dari Manado tampak seperti anak laki-laki biasa, tenang, ramah, dan selalu tersenyum. Tapi di balik senyumnya, ada pergumulan yang tak banyak orang tahu.

Sejak kecil, Jivin hidup dengan autisme ringan, Ia sensitif terhadap keramaian dan membutuhkan lingkungan yang tenang dan terstruktur. Sementara itu, kedua orang tuanya harus bekerja seharian. Jivin pun lebih sering sendiri di rumah, kadang ditemani bibinya yang masih remaja, atau sesekali dikunjungi kakaknya, tapi tak ada yang benar-benar membimbingnya.

Dalam kesendirian itu pengaruh buruk perlahan masuk, bibinya pernah mengajaknya mencoba rokok elektronik dan menonton film dewasa. Jivin sempat terjerumus. Ia berubah mudah marah, berkata kasar, dan menjauh dari teman-teman serta komunitas sanggar belajar School of Life (SoL) yang dulu ia ikuti.

Namun kasih Tuhan tak tinggal diam. Suatu hari, Jivin memutuskan untuk kembali ke SoL. Di sana, melalui guru-guru yang sabar dan penuh kasih, ia belajar tentang Kristus yang berkorban untuk manusia. Jivin pun tersadar bahwa hidupnya berharga dan layak diperjuangkan.

Langkah kecil itu menjadi titik balik. Perlahan, Jivin berubah, Ia lebih tenang, mulai bisa menolak ajakan buruk, dan belajar mengendalikan emosinya. Hari ini, ia menemukan kembali arah hidup karena ada sosok yang membimbingnya.

Terima kasih, karena dukungan Anda, tempat seperti School of Life tetap hadir untuk anak-anak seperti Jivin. Kasih Tuhan dinyatakan melalui setiap tangan yang peduli dan pemulihan pun terjadi.

Share berita baik ini yuk!