Dulu Tak Bisa Membaca, Kini Dorlis Menjadi yang Terdepan

Dorlis tumbuh dalam keluarga sederhana di mana pendidikan adalah kemewahan yang sulit dijangkau. Sampai usia 11 tahun, Dorlis belum bisa membaca maupun menulis. Bukan karena ia tak mau belajar, tetapi karena ia tak pernah mendapat kesempatan itu. Kedua orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah formal. Sejak kecil pula, Dorlis sering sakit-sakitan, menambah tantangan dalam tumbuh kembangnya.

Ketika akhirnya bergabung di Sanggar Belajar School of Life (SoL) GKKD Buper Waena, Dorlis datang dengan rasa minder. Ia berbicara sangat pelan dan hampir menyerah saat ditegur karena tidak bersuara lantang. Namun para tutor tidak menyerah padanya. Mereka membimbing Dorlis dengan kesabaran, kasih, dan dorongan tanpa tekanan.

Empat tahun berlalu, dan hari ini Dorlis mampu membaca dengan lancar, menulis, berhitung, bahkan mengungguli teman-temannya. Ia tak pernah absen mengikuti pelajaran dan semakin rajin beribadah. Dari anak yang dulu tertinggal, kini ia menjadi pribadi yang percaya diri dan penuh semangat belajar.

Kisah Dorlis adalah bukti bahwa tidak ada anak yang bodoh,yang ada hanyalah anak-anak yang belum diberi kesempatan. Mari hadirkan lebih banyak kesempatan belajar bagi anak-anak seperti Dorlis.
Dengan dukungan Anda, mereka bisa mengejar masa depan yang lebih terang.

Share berita baik ini yuk!