Kurikulum SOL Membantu Leon Melihat Dirinya dengan Cara yang Lebih Positif

Leonel Juan Pratama, atau akrab disapa Leon, adalah anak laki-laki berusia 12 tahun yang tinggal di Semarang. Sejak kecil, Leon kerap menjadi sasaran ejekan teman-temannya karena tubuhnya yang gemuk dan kulitnya yang gelap. Setiap hari ia harus menghadapi cemoohan, dijauhi saat bermain, bahkan ditertawakan hanya karena duduk di bangku paling depan. Semua itu membuat Leon tumbuh dengan perasaan minder dan rendah diri. Ia merasa tidak berharga dan tidak pantas diterima di lingkungan sekitarnya.

Namun, perubahan besar mulai terjadi saat Leon bergabung di sanggar belajar Sol Elroy. Di tempat ini, Leon merasa diterima apa adanya untuk pertama kalinya. Tidak ada yang menertawakannya. Bahkan, saat ada teman yang mencoba mengejek, guru-gurunya membela dan mengingatkan bahwa setiap tubuh adalah ciptaan Tuhan yang unik dan layak dihargai.

Yang paling diingat bagi Leon adalah pelajaran dari Kurikulum SOL yaitu “Aku Bersyukur Atas Tubuhku.” Dari materi kurikulum ini, Leon diajak untuk memahami bahwa tubuhnya, apa pun bentuk dan warnanya adalah anugerah. Ia belajar mencintai dirinya, bukan karena ingin diterima orang lain, tetapi karena ia sadar bahwa dirinya berharga di mata Tuhan.

Sejak saat itu, Leon tak lagi sedih karena hinaan. Ia menjadi lebih percaya diri dan nyaman dengan dirinya sendiri. Di sekolah pun, ia menjadi lebih fokus belajar. Nilai-nilainya juga menjadi meningkat yang membuat orangtuanya semakin bangga melihat perkembangan Leon.

Dukung anak-anak seperti Leon untuk terus bertumbuh dengan kurikulum yang membangun kepercayaan diri dan kasih dalam diri mereka.

Share berita baik ini yuk!