Akses Air Bersih di Desa Botombawo untuk Masa Depan Titus

Akses Air Bersih di Desa Botombawo untuk Masa Depan Titus

Forman Titus Zendrato (11 tahun) merupakan salah satu anak yang sangat bersyukur dengan kehadiran akses air bersih di Desa Botombawo. Ia adalah anak bungsu dari empat bersaudara, dua kakaknya sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di luar daerah.  

Keluarganya sangat sederhana, mereka menggantungkan hidup pada penghasilan dari menderes karet. Dengan penghasilan Rp 500.000 per bulannya, keluarga ini tidak dapat membeli air bersih untuk kebutuhan mereka. Sementara desa ini dikenal sebagai daerah yang sangat sulit akses air bersih.  

Sehingga Titus dan kakaknya, Juan harus membantu orang tua mereka mengambil air dari sungai setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah. Jarak dari rumah ke sungai 1 Kilometer dengan jalan yang tidak rata, dan berbatu. 

Dampak Air Bersih dan Prestasi Belajar Titus

Rutinitas ini  seringkali membuat Titus kelelahan, sebab ia dan kakaknya harus mengambil air dua kali di pagi hari dan tiga kali di sore hari. Bahkan beberapa kali mereka terjatuh karena kehilangan keseimbangan, sehingga kadang air yang mereka bawa tumpah di tengah perjalanan. 

Setiap kali harus ke sungai, Titus membawa satu jerigen 5 liter, sementara kakaknya membawa dua jerigen. Di rumah, mereka sebenarnya memiliki penampungan air dari gali tanah, namun airnya sangat keruh dan harus didiamkan semalaman agar kotorannya mengendap sebelum bisa digunakan. Ketika musim kemarau tiba, penampungan air tersebut pun mengering, memaksa Titus dan saudaranya mencari air hingga ke hutan yang lebih jauh. 

Rutinitas berat ini mengurangi waktu belajar Titus dan saudaranya. Belum lagi sepulang sekolah, ia masih harus membantu orang tuanya di kebun karet atau mencari batu di sungai untuk dijual. Malam hari menjadi satu-satunya waktu belajar bagi Titus, namun seringkali ia tidak dapat berkonsentrasi karena kelelahan. Hal ini membuat ia mengalami kesulitan dalam membaca hingga kelas 3 SD. Beberapa kali ayahnya sering marah karena kemampuan belajar Titus yang lebih lambat dari saudaranya.  

Sampai akhirnya Titus dan Juan bergabung dangan sanggar belajar School of Life (SOL) BNKP Jemaat Botombawo. Di tempat ini ia dibimbing agar dapat membaca dengan lancar seperti anak seusianya.   

Sebuah Harapan Baru untuk Titus dan Keluarganya

Perjuangan dalam mengambil air bersih berhenti saat keluarganya jadi penerima bantuan Rain Harvesting System (RHS) dari program SOL di BNKP Jemaat Botombawo pada Juli 2023. Bantuan sistem panen air hujan ini berupa toren 2000 liter beserta filter yang dipasang pada Agustus 2023. Sistem ini dapat menyediakan air bersih yang memadai bahkan di musim kemarau. 

 Dengan adanya penampungan air ini, Titus dan Juan tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan tenaganya untuk mengambil air setiap hari. Waktu yang sebelumnya tersita kini dapat dimanfaatkan untuk belajar dan mempersiapkan diri ke sekolah dan belajar di rumah.  

“Terima kasih OBI, sudah memberikan bantuan air bersih kepada kami. Sekarang kami tidak perlu kesulitan untuk mengambil air lagi dan punya waktu yang lebih banyak untuk bersiap ke sekolah dan belajar,” ujar Titus dengan penuh rasa syukur. 

Sejak menerima bantuan ini, kemampuan belajar Titus mulai meningkat. Kini ia telah lancar dalam membaca dan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meraih masa depannya.  

Bersama Obor Berkat Indonesia, Anda dapat mengubah hidup banyak orang kurang beruntung melalui program kemanusiaan. Salah satunya adalah penyediaan air bersih, seperti kisah Titus. Mari berdonasi melalui Obor Berkat Indonesia. 

Share berita baik ini yuk!