Riani Muthia (7 tahun), biasa dipanggil Muthia, adalah anak ketiga dari pasangan Bapak Suhilah dan Ibu Ruhaimi. Muthia adalah gadis kecil yang pemalu dan sering menangis, karena sehari-hari ia diurus oleh neneknya, Murinah. Nenek Murinah seringkali juga merasa kerepotan karena Muthia selalu menangis. Hal ini membuat Muthia tidak mandiri.
Tidak hanya itu, Muthia sering mengganggu teman-temannya ketika mereka sedang berdoa. Dia suka mengajak mereka berbicara dan bermain di tengah temannya sedang berdoa. Perbuatan isengnya itu, membuat Muthia sering mendapatkan teguran dan mendapatkan disiplin dengan pulang lebih lambat dari gurunya, sampai ia bisa menunjukkan sikap lebih baik dan fokus belajar.
Ketika dibulan oktober tema kegiatannya adalah tentang tanaman dan fokus karakter yang diberikan sesuai dengan kurikulum Super5. Guru mereka mengajarkan nilai-nilai seperti mengasihi sesama, menghormati, suka menolong, dan toleransi. Muthia mulai menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak tentang nilai-nilai ini. Dia bertanya pada guru, “Bu Guru, bagaimana cara kita mengasihi sesama?”
Guru memberikan contoh dan mengatakan bahwa kita tidak boleh mengganggu orang yang sedang berdoa. Muthia mulai mengerti dan bertanya lagi, “Jadi, saya juga harus menjadi anak yang baik ya?” Muthia sangat antusias dan berkomitmen untuk berubah menjadi anak yang baik dan pemberani.
Nenek Murinah pun merasa senang dengan perubahan Muthia. Dia berkata, “Syukurlah, Muthia sudah banyak berubah. Sekarang dia tidak cengeng lagi, mau ikut berdoa, dan nurut jika saya ajak bicara. Dia juga lebih baik dalam akademik, cepat membaca dan berhitung, serta menunjukkan sikap doa yang baik.”
Muthia telah berubah menjadi anak yang lebih baik, dan semangatnya untuk mengasihi sesama membuat semua orang di sekitarnya merasa bangga padanya.
© Copyright 2024
Obor Berkat