Melepaskan Pengampunan untuk Ayahnya, Nabila Temukan Kedamaian dalam Hatinya

Di pemukiman pemulung yang terletak di daerah Tanah Merah, Jakarta Utara, hiduplah seorang gadis bernama Nabila. Meski hidup dalam keterbatasan, Nabila memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk meraih impian-impiannya. Dia adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, lahir dari pasangan Bapak Nein dan Ibu Badria.

Setiap hari setelah pulang sekolah, Nabila membantu ibunya yang bekerja sebagai pemulung untuk mencari botol bekas yang akan dijual kembali. Meskipun kehidupan keluarganya sulit, Nabila tidak pernah kehilangan semangat untuk belajar. Dia merupakan alumni dari Paket A (setara SD) dari sekolah OBI pada tahun 2021. Namun, Nabila tidak berhenti di situ. Dia juga aktif mengikuti sanggar belajar anak School Of Life (SOL) Rawasengon, Tanah Merah.

SOL menjadi tempat dimana Nabila merasa nyaman dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakatnya. Di sana, ia belajar membatik, pemuridan, dan mengikuti kelas motivasi. Nabila sangat senang dengan setiap kegiatan di SOL dan merasa diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

Suatu hari, saat mengikuti kegiatan event Paskah di SOL, sebuah video berjudul ‘Amazing Love’ diputar. Video itu menceritakan tentang karya Tuhan dan kasih-Nya kepada manusia berdosa. Nabila merasa tersentuh dan terharu melihat betapa besar dan tanpa syaratnya cinta Tuhan. Dia merasakan beban yang begitu berat dalam hatinya.

Dalam momen itu, Nabila menyadari bahwa selama ini dia menyimpan kekecewaan, dendam, dan marah terhadap ayahnya. Sejak lahir, Nabila tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah di dalam hidupnya, dan dia percaya bahwa ayahnya telah meninggal dunia. Namun, setelah mengetahui alasan perpisahan kedua orang tuanya, rasa marah, kecewa, dan sakit hati semakin mendalam di dalam dirinya.

Namun, melalui video dan momen kebersamaan di SOL, Nabila merasa disentuh oleh tangan Tuhan. Dia merasakan kehadiran-Nya dan merasakan panggilan untuk mengampuni ayahnya. Nabila merasa bahwa Tuhan ingin membantunya melepaskan beban yang selama ini dia pikul. Dia memutuskan untuk memberikan kesempatan pada dirinya sendiri untuk melupakan masa lalu yang pahit dan memaafkan ayahnya.

Nabila menjalani proses pemulihan dan pertobatan dalam hidupnya. Dia mulai mengubah sikapnya dan mencoba memahami alasan di balik perpisahan kedua orang tuanya. Dia berterima kasih kepada guru-guru di SOL yang selalu mendoakan dirinya dan keluarganya. Nabila berdoa agar SOL terus maju dan memberikan kesempatan kepada anak-anak lain untuk tumbuh dan berkembang tanpa dipungut bayaran.

Dengan keputusannya untuk memaafkan dan memulai hidup baru, Nabila merasakan kebahagiaan dan damai yang selama ini dia cari. Dia belajar bahwa cinta yang tidak bersyarat adalah jalan menuju kesembuhan dan kebahagiaan. Nabila berharap bahwa dengan teladan kasih yang diterimanya dari Tuhan, dia dapat menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Hidup Nabila menjadi saksi nyata bahwa cinta dan pengampunan dapat mengubah hidup seseorang, bahkan dalam kehidupan yang penuh tantangan.

Dari saat itu, Nabila menjadi sosok yang inspiratif bagi teman-teman sekolahnya dan lingkungannya. Ia tak lagi memandang masa lalunya dengan rasa sakit, melainkan dengan harapan dan kesungguhan dalam meraih impian-impiannya. Nabila tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih dan siap membantu orang lain.

Share berita baik ini yuk!